They're the treasures.. My strength.. My batteries.. My powers.. My belief in the power of God.. They're my laughters..My Joy.. My everything in life...
Tuesday, December 6, 2016
Staycation: 'Kabur' ke Hotel dibantu ZenRooms
Itu yang gw pikirin dari awal November 2016 kemarin. Selain memang lagi mumet dengan salah satu urusan kerjaan yang lagi ada masalah, rentetan kegiataan kerjaan lainnya juga udah nunggu. Belum lagi urusan Kairupan Kids yang jadi urusan utama.
I NEED A BREAK.. BUT I STILL HAVE TO WORK!
Monday, November 14, 2016
Bio Oil untuk Kulit yang Mulai Berkerut
"Pertama kali saya kenal Bio Oil itu dari cerita temen-temen blogger yang lagi rame ngomongin Bio Oil. Mereka pake untuk ini. Mereka pake untuk itu. Dan ketika Bio Oil bikin event, saya hadir. Saya pengen tau kayak apa sih bagusnya Bio Oil itu.
Dan sesudah itu saya pakein Bio Oil ke anak ke4 saya yang punya bekas luka sobekan di ujung luar matanya. Saya tadinya berpikir, bekas luka sobek itu pasti akan hilang, karena itu kejadiannya waktu anak saya berumur 3 tahun. Tapi kok ternyata sampai dia berumur 9 tahun, bekasnya nggak hilang juga. Dan ketika saya pakein Bio Oil, dalam waktu seminggu bekas luka sobeknya itu nggak terlalu dalam. Tapi karena saya tidak terlalu telaten, saya akhirnya kelupaan tuh nggak pakein lagi. Padahal dalam waktu seminggu aja udah berkurang bekas luka sobeknya :(
Wednesday, October 12, 2016
#TemanBaru: Pejuang Ibu Anak Kembar Wiwid Wadmira
Monday, September 19, 2016
Aku Berduka. Sangat.
Kedua kaki yang terbiasa menopang tubuh gue dalam menghantam semua cobaan hidup, bener-bener lunglai. Nggak ada kekuatan sama sekali. Tulang-tulangnya kerasa kayak ilang nggak tau kemana. Air mata terproduksi dengan teramat banyaknya sehingga sanggup terus mengalir selama rasa kaget dan duka yg amat dalam ini ada di dada.
Udah nggak peduli lagi alis harus diapain, mata harus dibingkai dengan eyeliner, dan pinggiran bibir yang gelap harus ditutupi dengan lipstik. Nggak peduli lagi. Biarkan mereka apa adanya. Biarkan mereka ikut berduka. Kedua tangan yang terbiasa dipakai untuk 'mencangkul' demi memenuhi semua kebutuhan 4 anak, cuman bisa memegang lemah lengan anak kedua gue, Marshall.
Anak manis yang baru berusia 10 tahun ini harus mengubah fungsinya dari seorang anak yang juga berduka sangat, menjadi sosok lelaki yang menjadi tempat ibunya bersendar. Menguatkan ibunya. Mommy runtuh. Gitu pikirnya.
Iya. Big Mommy rasanya lossss kehilangan separuh jiwa dan raganya. Suami yang biasanya menjadi setengah jiwanya dalam berjuang di dunia, telah dipanggil Allah. Gue nggak tau gimana harus bangkit sesudah ini. Gue nggak tau gimana harus menjadi kuat sesudah ini. Gue nggak tau gimana bisa hidup tanpa cintanya sesudah ini.
Gue hanya bisa menangis. Meraung. Bersender. Gue lemah.. Gue nggak ingin beliau pergi secepat ini.
Lalu tiba-tiba situasi berubah. Total.
Tiba-tiba berasa seolah-olah gw berada beberapa meter dibatas tanah. Menyaksikan orang-orang yang sedang berduka. Gue menyaksikan suami gue menitikkan air mata. Empat anak gue berangkulan menangis bersama. Mereka menangisi kepergian Big Mommy nya.
Ternyata gue yang sedang berkafan siap-siap masuk ke liang kubur. Sementara gue berusaha menjerit kepada suami dan anak-anak gue. Nggak ada yg bisa denger sama sekali. Nggak ada.
"Saling jaga ya nak.. saling sayang.
Kalian harus kuaaatt!!!"
Mereka nggak dengar.
Tanah mulai dijatuhkan ke liangnya. Pertanda sebentar lagi akan tertutup jasad gue dengan tanah.
Mulai berasa sakit.
Mulai berasa takut.
Gue sangat jarang ketakutan. Tapi ini gue takut dan gue pun mulai nangis menjerit.
Gue coba menjeritkan ke suami dan anak-anak gue. Nggak ada yang bisa denger. Nggak ada.
"Jangan pernah tinggalkan shalaaaaattt. Jangan! Kalian pasti menyesal. Sakit banget ini! Banyakin amal baik. Banyakin!!"
Terus gue teriak kesakitan. Tapi gue nggak tau gue diapain.
Lalu gue terhenyak. Gue sadar dengan keadaan deg2an. Gue nggak lagi tidur. Tapi tiba2 gambaran itu muncul di dalam kepala gue.
Strong message. Banget.
Gue tersadarkan akan banyak hal.
Gue belum sepenuhnya mencintai Allah. Gue menumpahkan keseluruhan cinta gue ke suami gue. Sehingga apa jadinya kalau beliau dipanggil nanti. Gue akan lemah. Sangat. Beda halnya kalau gue konsentrasikan cinta gue kepada Allah. Pasti cinta gue terhadap suami juga terjaga. Tapi ada sumber kekuatan yang masuk ke hati gue untuk persiapan ketika hal yg gue takutkan terjadi.
Gue masih harus meningkatkan hormat dan rasa bakti gue ke suami gue. Karena di dunia ini, jelas terlihat gue masih 'lumpuh' tanpa beliau.
Gue masih kurang amalan baik.
Shalat gue pun masih belum baik.
Masih diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki diri. Masih. And I will take that chance. Starting from now. Ketika strong reminder itu terjadi beberapa jam yg lalu dan langsung gue tuliskan ketika gue sedang terduduk di Mall menunggu jadwal meeting.
Tulisan ini akan menjadi pengingat gue from time to time. In syaa Allah.
Saturday, July 9, 2016
The Love is Still There: Kaos Kaki
Gue itu kemana-mana kalo keluar rumah pasti pakai kaos kaki. Kaos kaki tipis muslimah itu lho. Nggak perlu lah gue jelaskan mengapa ya. Dan nggak perlu jugalah dipertanyakan mengapanya.
Dan.. dari dulu sampek sekarang.. dengan segala kegiatan gue yang segambreng, dari mulai urusan anak-anak sampek urusan cari duit, salah satu cara gue untuk ngecharge tenaga adalah dengan tidur di mobil. Gue itu orangnya pelor abis dari dulu. Begitu masuk mobil dan mesin mobil nyala, mata gue kayak digelayutin hantu pertanda ngantuk dan dalam hitungan detik bisa langsung.. blek... tidur. Temen-temen kuliah gue sampek ngasih julukan 'Abek' singkatan Anak Bekasi ke gue.. :D
Saturday, July 2, 2016
Es Krim Ekonomis atau Es Krim Bangsawan?
Thursday, June 16, 2016
#TemenBaru: April Hamsa, Uang Jajan dari Blogging
Wednesday, June 1, 2016
#TemanBaru: Rach Alida Bahaweres, Pejuang Masalah Perempuan via Media
Gue punya temen baru seorang jurnalis. Gue share sedikit tentang dia karena gue yakin pasti akan ada manfaatnya untuk para wanita yang membaca. Para pria juga deng..
Namanya Rach Alida Bahaweres. Masih aktif bekerja di majalah Gatra dan juga aktif di AJI (Aliansi Jurnalis Independen). Ketika gue chatting dengan mbak Alida, langsung ngeklik aja gitu. Well, temen baru gue ini agak beda. Ibu beranak tiga ini mempunyai ketertarikan besar untuk membahas masalah perempuan melalui kemampuannya dan lingkungannya. Ya karena kebetulan mbak Alida ini adalah seorang jurnalis, jadi dia menyuarakan perjuangan masalah perempuannya melalui media. But hey, it's even sharper than a sword!
Ketika gue tanya sejak kapan dan kenapa awalnya kok suka nulis tentang permasalahan perempuan, jawabnya:
"Sejak awal, mba. Sejak kuliah S1 semakin keliatan ketertarikan di isu perempuan. Apalagi pembimbing S1 aku juga dosen terkait gender di UI. Walau beliau mengajarkan komunikasi.
Dari situ, aku aktif di AJI, membuat aku jadi harus semakin belajar juga tentang perempuan. Ditambah lagi, aku melihat, dulu jarang yang menulis tentang perempuan. Hal sederhana, nggak menulis tentang profil perempuan."
Dan ketika gue tanya lagi, apa particular reasonnya sehingga tertarik nulis isu perempuan? Jawabnya:
"Gimana ya. Aku melihat perempuan itu dulunya seringkali diangkat di media mengalami diskriminasi, yang diangkat banyak unsur seksualitasnya saja. Selain itu, korban kejahatan.
Media kan juga punya kode etik jurnalistik membahas tentang perempuan, tidak diskriminasi terhadap perempuan, tapi itu yang masih banyak pelanggaran. Apalagi aku menemui banyak perempuan yang disekelilingku menjadi korban"
Sunday, May 15, 2016
#TemanBaru: Anita Carolina, Semangatnya Blogger Newbie
Itu bukan maksud saya ngelabelin blogger lama, blogger baru. Senior Junior. Tapi itu memang Anita, teman baru saya, yang bilang kalau dirinya masih newbie. Masih baru. Dan pasti ada dari Anita ini yang bisa kita ambil poin-poinnya. Saya sik pinginnya profil temen-temen baru saya di blog ini bisa memberikan ide atau mungkin membakar semangat para pembaca yang baik hatinya.
Anita Carolina Tampubolon.
Awal chatting di group sama Anita, pertanyaan pertama saya adalah:
"Ini bukan Anita Carolina penyanyi jaman 80an kan?"
Friday, May 6, 2016
#OneStepAhead: Cara Memilih Pendidikan untuk Anak
- Melunasi SPP - ini penting agar kita bisa tetap fokus pada pengamatan perkembangan anak tanpa ada gangguan masalah. Dan membuat anak belajar dengan tenang juga tanpa harus menerima panggilan dari guru.
- Mendukung sekolah - terutama pada kebijakan-kebijakannya yang mendukung kegiatan belajar anak di sekolah.
- Membantu anak sesuai jenjang - ini juga penting untuk dilakukan karena gue masih melihat ada orangtua yang justru lepas tangan dengan kegiatan belajar anaknya. Baru mulai turun tangan ketika anaknya kelas 6 SD karena mau persiapan Ujian Nasional. Lah kemane aje yak...
- Mengobrol dengan anak - gue terbiasa banget melakukan ini dengan 4 anak gue. Dan mereka juga jadinya terbiasa menceritakan hal-hal yang baik dan buruk yang terjadi di sekolah, jadi mempermudah gue dalam mendampingi mereka bersekolah.
- Berkomunikasi dengan sekolah - berdasarkan obrolan dengan anak-anak tadi, jadinya gue bisa berkomunikasi dengan pihak sekolah apabila ada kejadian-kejadian tertentu. Gue juga terbiasa banget berkomunikasi mengenai progres anak-anak gue terutama dalah hal-hal yang emang perlu banget diperhatikan.
- Tentukan dulu sekolahnya dimana (ini bisa merujuk ke tips dari ibu Damayanti)
- Cari tau biayanya berapa
- Jangka waktu untuk mulai masuk sekolah dan lamanya pendidikan
- Hitung kebutuhan di masa mendatang
- Siapkan dana mulai dari sekarang
- Investasi sesuai profil risiko.
#OneStepAhead: Menggali dan Mendukung Potensi Anak
- Jadilah model yang baik dan ajari anak dengan teladan.
- Kenali perkembangan anak
- Luangkan waktu berkualitas dengan rutin & beri kasih sayang tanpa syarat
- Beri dukungan, tunjukkan penghargaan dan fokus pada tingkah laku positif.
- Berikan konsekuensi logis juga ruang untuk tumbuh dan melakukan kesalahan.
- Tanamkan nilai-nilai.
- Lakukan diskusi dan negosiasi serta ciptakan ‘Komunikasi Efektif'
- Bersikap tegas, disiplin jelas & konsisten
- Cermati berbagai kelebihan, ketrampilan, dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak.
- Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan diri
- Kembangkan kepercayaan diri anak
- Perkaya anak dengan wawasan, pengetahuan, serta pengalaman di berbagai bidang.
- Upayakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untk belajar dan menekuni bidang yang menjadi kelebihan
- Sediakan fasilitas dan sarana untuk mengembangkan bakat.
- Motivasi dan stimulasi anak dalam menekuni bakat dan minat.
- Dukung anak untuk mengatasi kendala dan kesulitan ketika menjalani proses pengembangan bakat dan minat.
#OneStepAhead: Memantau Tumbuh Kembang Anak
- Setiap hari. Diulang setiap ada kesempatan.
- dalam suasana bermain dan interaktif.
- Penuh kasih sayang dan gembira.
- dengan pola asuh yang otoritatif (demokratik)
- Diberi contoh, dibantu, dan tuntas (selesai).
- penuh pujian dan penghargaan.
Dadaaaah...
Instagram | Twitter | Youtube | Facebook Page | Makeup Artist | Blog Makeup
Tuesday, May 3, 2016
Nu Oceana: Kenapa Gue Butuh
Saturday, April 30, 2016
#TemanBaru: Ida Tahmidah, Menulis Juga Milik Anak-Anaknya
"Apaa? Ah gilak.. sekolahnya gimana tuh?"
"Waduh.. mau dikirim perang ke Amerika ya nanti kalau sudah besar?"
"Hah? Sebulan ngeluarin uang berapa loe, Mayo?"
Itu salah tiga dari respon orang-orang yang tau gue punya 4 anak di ibukota Jakarta ini. Beberapa ada yang melihat itu sebagai suatu kehebatan. Ada yang melihat itu sebagai suatu kenekatan. Ada yang melihat itu sebagai kegilaan. Ada yang melihat itu sebagai panutan. Apapun itu.. gue yang menjalani cuman bisa bilang alhamdulillah..
Etapi... kenalan deh sama teman baru gue. Ida Tahmidah. Teman baru gue di dunia per-blog-an. Ibu dari 5 anak *iyaaa... 5 anak!* yang berusia 44 tahun, tinggal di Cimahi, Jawa Barat. Kesan gue atas teman baru gue ini, orangnya tenang, kalem, tapi anak-anaknya rame. Ada 5 anak..
Azizah Amatullah 17 tahun.
Miqdad abddillah 14 tahun.
Fathiya Amatullah 13 tahun.
Mushab Abdillah 11 tahun.
Maghfira Aulia Amatullah 8 tahun. (dan gue lupa nanya kenapa cuman si anak bontot yang namanya ada 3 kata :P)
Anyway..
Mbak Ida ini dulu awalnya adalah pekerja kantoran. Ketika hamil pertama, langsung memutuskan berhenti kerja. Sama seperti gue, mbak Ida ini nggak punya rencana mau punya anak banyak. Kita mah gimana Allah aja. Kalau gue kan cuman hamil 3 kali tapi dapet anaknya 4. Kalo mbak Ida, hamilnya 8 kali, dan sempat keguguran 3x.
Tapi yang namanya rejeki anak nggak kemana ya kaan.. melihat adanya peluang bisnis karena rumah tinggalnya itu dekat dengan beberapa Perguruan Tinggi, akhirnya mbak Ida bikin bisnis kecil-kecilan yang memberikan uang jajan besar yaitu Laundry Kiloan. Kalau gue nyebutnya Cukil a.k.a Cuci Kiloan.
Ok. Jadi mbak Ida ini adalah Ibu Rumah Tangga, punya 5 anak, punya usaha cukil, dan blogger juga, dan aktif pengajian-pengajian juga, dan aktif berkomunitas juga, dan aktif menjadi pendamping kegiatan menulis anak-anaknya (oke ini nanti akan gue ceritakan di bawah yaaa). Nah terus gimana ngatur waktunya beraktifitas? Gimana ngatur waktunya untuk tetap ngeblog? Sementara blognya itu tidak terlantar dan isinya berkualitas. Kalau men-temen berkunjung ke www.IdaTahmidah.com disitu akan mendapati banyak postingan dengan tema yang lengkap. Parenting, motivasi, kewanitaan, Islam, teknologi, kuliner, dan tema-tema lainnya.
Dengan humblenya mbak Ida ngejawab:
"Ga ada strategi khusus siih...cuma bangun lebih awal aja..kerja sama dengan suami juga.. Anak-anak dibuat nggak manja dan harus mandiri."
"Anak dibuat nggak manja dengan mengerjakan tugas mrk masing-masing.. Beresin kamar masing-masing, cuci piring masing-masing, cuci baju seragam buat yg besar. Hari libur kerja bareng..masak bareng. Gitu aja sih..."
Yang namanya blogger pastilah suka nulis. Udah bukan rahasia Illahi lagi itu kan yaa. Nah mbak Ida yang suka nulis ini baru kenal internet pas hamil anak keempat. Terus mulai browsing sana-sini. Terus mulai kenal dunia blogging. Terus mulai deh nyoba-nyoba blogging. Awal blogging dulu di Multiply. Isinya kebanyakan curhatan-curhatan. Tapi mulai 2012 lah mbak Ida akhirnya ngegarap blognya yang lebih serius lagi.
Yang serunya tuh yaa.. menulis itu bukan cuman jadi hobi mbak Ida. Menulis juga merupakan hobi anak-anaknya. Setidaknya 2 dari 5 anaknya berbakat menulis yang luarbiasa. Anak sulungnya, Azizah, sudah memiliki 6 buku antalogi dan juga solo. Sedangkan anak ketiganya, Fathiya, sedang proses buku antalogi kedua.
Langsunglah gue keingetan sama 3 krucil gue, Marshall - Marvell - Mayra Najmah, yang lagi demen-demennya bikin komik sendiri. Terus mereka sekarang juga lagi getol bikin short story in english di laptop kakaknya. Sementara gue belum begitu membimbing atau approach mereka banget masalah tulis menulis ini... Langsung dooong pingin tau detail nih cerita mbak Ida dan anak-anak penulisnya..
Kenapa kok anak-anaknya bisa pinter-pinter banget nulis? Oiya.. kenapa gue bilang pinter? Karena pas Azizah (anak pertama) kelas 4 SD (sekarang 17 tahun), dia ngasih draft 1 novel ke ibunya dan minta dikirimkan ke percetakan. Pernah mbak Ida kaget begitu ngeliat di koran, ternyata ada cerpen anaknya diterbitkan. Ternyata diam-diam Azizah ngirimin via email.
Terus..
anak yang ketiga, Fathiya, sejak kelas 3 SD tiap tahunnya ikutan Konferensi Penulis Cilik Indonesia sampai sekarang kelas 6 SD. Selama SD, sudah 4 kali ikutan pengayaan kepenulisan di Jakarta. Sementara untuk ikutan KPCI itu, haruslah diseleksi dari semua penulis cilik di Indonesia. Alhamdulillah Fathiya kepilih terus. Di KPCI itulah Fathiya banyak mendapatkan masukan dari para penulis yang namanya sudah besar.
Jadi.. kenapa pada pinter-pinter nulis..
Kalau kata mbak Ida, anak-anaknya itu senang banget membaca. Kalau sudah senang membaca, nanti larinya ke menulis. Si sulung dulu awalnya ikut-ikutan emaknya maenan Multiply. Tapi kok ya kebanyakan chattingnya dari pada ngeblognya. Akhirnya dikasihlah syarat oleh mbak Ida bahwa kalau mau main internet, blognya harus diisi dulu dengan tulisan atau resensi buku yang sudah dia baca. Baru boleh internetan. Aaahh.. ibunya pintar!
Pesan dari mbak Ida, untuk ibu-ibu yang anaknya seneng nulis (gue.. yak itu gue..), dukunglah kesukaan anak dengan mencarikan kesempatan-kesempatan yang berhubungan denagan kesukaannya itu. Gue juga baru tau dari mbak Ida bahwa di Mizan ada pelatihan penulisan untuk anak. Jadi orang tuanya memang harus aktif nyariin kesempatan untuk si anak.
Aaahh.. I can see clearly now!
Tuh kan.. nggak pernah ada ruginya mengenal lebih jauh teman baru. Karena pasti ada ilmu yang bisa kita dapat dari teman-teman yang ada di kehidupan kita. Nice to know you mbak Ida dari Cimahi. Semoga ada saatnya kita bisa ketemuan in real life yaaa.. Lebih seru lagi kalo kita berdua foto bareng dengan semua anak-anak kita.. Hahahhaa.. macam pesantren nanti keliatannya yaaa.. penuh beneeerrr... :D
Segitu dulu yaaa postingan tentang teman baru gue ini. Pasti... ya pasti.. Pasti ada manfaatnya untuk men-temen yang membacanya.
Dadaaaahhh...
Friday, April 15, 2016
#TemanBaru: Ira Guslina dengan Segala Tipsnya
Sebut saja Ira Guslina.
Blogger aktif. Ibu dari 2 anak balita kinyis-u yang keduanya berusia 2 tahun ke bawah. Kalau banyak yang bercerita bahwa sejak punya anak kegiatan ngeblognya jadi berkurang, ini nggak kejadian sama Ira.
Kalo ditanya repot apa nggak, ya repot jawabnya. Tapi waktu buat ngeblog mah bisa diatur. Yang penting emang mau nyediain waktunya. Biasanya Ira kalo ketak ketik blog itu pas shubuh, siang, dan malam ketika krucil-krucil sedang bobok damai. Bikin artikelnya juga nggak langsung jadi juga. Ada prosesnya.
Abis itu bikin pointernya. Yang detail dari awal sampek akhir.
Kalau udah kayak gitu, udah enak kalo mau ngetik artikelnya. Tinggal disambung2in aja. Jadi kalo terinterupsi karena anak-anak bangun, nggak akan gagap mendadak karena kelupaan apa yang mau ditulis sebelumnya. Malah katanya jadi sering ketambahan ide.
Intinya sik.. anak bukan penghalanglah pastinya ya, sodara-sodara. Kalo emang loe emang mau ngerjain sesuatu, ya harus ada penyesuaian aja sik sebetulnya. Ira.. she walks the talks. Coba tengok aja blognya di www.DuniaBiza.com. Blognya update terus. Setidaknya dalam seminggu itu ada 2 postingan. Dan gue jamin, temen-temen akan banyak dapet ilmu dari tips-tips dan cerita yang ada di DuniaBiza.com. Dari tips menentukan tanggal operasi caesar, cara investasi, tips membawa bayi naik pesawat, cerita travelling, sampai ke informasi hak korban kecelakaan.
Nah karena itu akhirnya diputuskan berhenti kerja aja. Sekarang ini akhirnya cuman fokus ngurus anak2 dan blogging dan jadi penulis lepas dan jadi content writer. Hal2 yang bisa dilakukan di bawah atap rumah.
Tips dari Ira kalau temen-temen mau mulai blogging adalah lakukan tanpa adanya paksaan. Lalu bergabunglah dan aktif di komunitas. Salah satu komunitas yang diikuti Ira adalah Blogger Perempuan. Dari situlah Ira banyak mendapatkan ilmu mengenai optimasi blogging. Sesudah itu jangan lupa untuk melalukan networking dengan blogger-blogger lain untuk memperluas jangkauan blog kita.
Ah yaaa segitu aja dulu tulisan singkat gue tentang Ira Guslina, yang gue ketik dari Nusa Dua Resort, Bali. Salah satu contoh ngeblog yang gue lakukan disela-sela waktu cewawakan sama suami dan anak-anak. Sekarang gue mau cewawakan lagi yaa.. kalo emang loe haus akan informasi dan tips yang detail, langsung aja yaaa geledah blognya temen baru gue, Ira Guslina.
Dadaaahh...
Saturday, April 2, 2016
CARA MENDIDIK ANAK BEREMPATI
Lemonilo di Keluarga Baim Wong
Baru selesai nonton video Youtubenya Baim Wong dan istrinya Paula. Seneng ya kalo liat ada kesamaan yg dilakukan selebriti dengan kita, r...
-
Awalnya waktu Big Mommy positif hamil, gw masih belum tau kalok ternyata I was carrying twins. Ga tau sama sekali.. Lah soalnya seming...
-
Yesterday was Indonesian Mother's Day. Am about to tell you my kinda Mother's Day. Mother's Day.. Started on July 1st, 2000 w...
-
Kapoook deh.. Sayah nggak mau lagi aahh telat makan atau skip jadwal makan. Gara2 kemaren skip makan siang, beeuuhh...masuk anginnya langsu...