Wednesday, March 30, 2016

#TEMANBARU: Elisa Koraag, Cerminan untuk Para Mantan Karyawan

Gue punya temen baru lagi doong. Sebelumnya kan gue udah pernah bilang kan.. kalo sebulan 2x gue akan bikin postingan tentang temen-temen baru gue. Tujuannya untuk sharing pengalaman aja. Siapa tau bisa jadi inspirasi temen-temen yang ngebaca blog gue. Siapa tau bisa menjadi inspirasi bagaimana teman-teman mau beraktifitas.


Sekarang gue mau cerita tentang mbak Elisa Koraag. Gue yakin pasti abis baca postingan ini ada teman-teman yang terinspirasi untuk menjadi blogger. In syaa Allah..


Mbak Elisa ini mantan karyawan. Sebelumnya bekerja selama 10 tahun di Radio Pesona FM. Terus lanjut 7 tahun kerja di perusahaan penelitian Sosial, Politik, dan Marketing. Kerjanya juga seru tauuukk.. jalan-jalan muluk sampek akhirnya bisa ke 31 propinsi di Indonesia. Terus terus tahun 2011 mutusin berenti kerja dan jadi full time Mom.

Buat temen-temen gue yang pada curhat ke gue tentang letihnya bekerja dan pengennya di rumah aja, semoga cerita tentang mbak Elisa Koraag ini bisa jadi sumber ide yaakk..

Mbak Elisa bilang bahwa berhenti kerja tuh serasa kafilah yang menemukan oase di padang pasir. Jadi ya selega itulah rasanya. Yang paling-paling dirasain ketika stop working adalah nikmatnya punya banyak waktu untuk santai. Padahal siy yak tetap aja harus bangun jam 4.30 pagi untuk urusan sarapan, bekal anak dan suami, belum lagi nriska pakaian. Tapi yaaa.. begitu semuanya kelar, akhirnya ya bebas mau melakukan apa aja. Mau tidur lagi kek, nulis kek, bebenah kek, atau jalan pergi ke rumah orang tua. Hidup katanya berasa lebih nikmat banget, dibandingkan waktu kerja yang waktu tuh berasa terburu-buru.

Tadinya gue pikir Mbak Elisa ini pasti kangen kerja laaahh. Eh ternyata nggak lho. Karena… nah ini yang bisa diikutin nih..
Karena selama 18 tahun kerja, mbak Elisa sudah membangun jaringan. Networking. Jadi setelah resign tetap menjadi konsultan pemasaran dan kerja sebagai moderator Forum Group Discussion. Sebagai freelance. Jadi nggak full time. Palingan keluar rumah dari jam 9.00 - 15.00. Dan itu nggak tiap hari juga. Keluar kota juga palingan sebulan sekali aja, itupun cuman 2-3 hari. Dibandingkan dulu pas waktu kerja, bisa 3 minggu ada di luar kota.

Intinya adalah.. sebelum ketok palu mau resign dari kerjaan, cari tau apa kebisaan kita. Apa keahlian kita. Apa yang kita suka. Apa yang kita cintai. Setelah itu bangun networking. Jadi ketika sudah resign dari pekerjaan, nggak gagap bingung-bingung mau ngerjain apaan.

Terus apa dong yang bikin Mbak Elisa resign dari kerjaan yang di kepala kita ngebayanginnya tuh kayaknya enak banget, jalan-jalan muluk. Mbak Elisa harus resign karena tiba-tiba ada ketakutan dan rasa bersalah nggak ‘ngurus’ anak. Waktu itu si Sulung kelas 6 SD. Peringkat kelasnya cuma di ranking 15. Tiba-tiba muncul keinginan dari Mbak Elisa untuk menjadikan anaknya anak yang hebat. Dan yang bisa membuat seorang anak hebat itu ya adalah orang tuanya. Lalu bicaralah ia dengan suaminya tentang rencana resign dari kantor. Sang suami setuju. Lalu semua terbayar lunas ketika si Sulung lulus dengan Nem 26,2 untuk 3 mata pelajaran. Masuk SMPN 12 dengan menduduki peringkat 3!

Mbak Elisa ini dari dulu emang udah demen nulis. Pinter bikin puisi. Hebat pulak baca puisi. Suatu kebisaan yang jarang dimiliki orang lain. Berhenti bekerja, bukan berarti hidupnya harus slowing down. Ia merasa harus mengisi hidupnya dengan aktifitas yang penuh arti. Merasa bahwa dirinya masih harus banyak belajar mengenai blogging ataupun tulis menulis, akhirnya Mbak Elisa mendirikan group kepenulisan di Facebook bersama teman-teman alumni Sastra UI. Ia melatih anak-anak SMP, SMA, mahasiswa, ibu rumah tangga, bahkan TKW dari Hong Kong dan Taiwan.

Lha… merasa harus belajar, lha kok ya malah ngajar?
Jadi.. Ia merasa dengan mengajar atau sharing ilmu, itu artinya ia harus selangkah lebih maju dari mereka. SEE? THAT’S WHY DON’T STOP LEARNING NEW THINGS. Aaahh.. gue paling suka sama orang-orang yang selalu harus mengupgrade kehidupannya.

Chatting dengan mbak Elisa, gue bisa nangkep bahwa mbak satu ini adalah wanita yang gesit, penuh perjuangan, bersemangat, dan pantang menyerah. Awalnya dulu nggak disetujui oleh suaminya untuk ngeblog. Lha kok ya turun derajat, begitu pikir sang suami. Tapi dijelaskanlah bahwa blog itu adalah media pribadi yang bisa untuk umum. Si blogger memegang kontrol penuh. Bebas menulis tema apapun tanpa harus ditentukan oleh redaksi.

Saran dari Mbak Elisa buat siapapun yang baru mau ngeblog ataupun udah jadi blogger, tetaplah menulis. Materi yang datang itu adalah bonus. Yang penting lakukan nulis dengan penuh semangat dan suka cita. Rajinlah ikutan gathering, ikut banyak kegiatan, bertemu banyak orang. Jangan jadikan uang sebagai tujuan.


Selama menjadi blogger, mbak Elisa pernah terpilih menjadi Digital Media Agent Bank Mandiri yang harus meliput Mandiri Carnaval di GBK. Disana ada bazaar dan 17 band papan atas. Ada Noah, Niji, Slank, Sheila on 7, dll. Tugasnya ya gampang banget. Narsis di Instagram, Twitter dan Facebook. Nyeritain tentang keseruan acara. Dan.. menerima bayaran tinggi untuk kesenangan selama 2 hari itu. Duh, dengki aku!

Pernah juga terpilih menjadi Laskar Gerhana Detikcom untuk menjadi saksi mata Gerhana Matahari Total di Belitung. Keluar kota hal biasa buatnya. Tapi dapat gratis untuk berlibur itu baru luarbiasa, begitu katanya.

Pernah juga diberi kesempatan membaca puisi di depan ibu Menkes dan 1000 orang peserta simposium nasional dalam rangka TB World Day di JW Marriot tahun 2015 yang lalu.

Yang lebih mengesankan lagi, tepat ketika usianya mencapai 50 tahun di akhir tahun 2015 kemarin, mbak Elisa menerbitkan buku pertamanya yang berupa kumpulan puisi dengan judul buku Sketsa Sebuah Senyum. Aaaahhh… bener juga. Melakukan apa yang kita cintai itu harus ada tujuannya. Kita harus bisa menciptakan sebuah momentum yang mengawinkan diri kita dan hal yang kita cintai tersebut. Hobby contohnya. Aslik gue jadi terinspirasi banget. Jadi bisa melihat lebih jelas apa-apa aja yang harus gue lakukan dan bisa gue lakukan dalam hal blogging-bloggingan. 

Tuh kaaann.. apa gue bilang. Kita pasti selalu bisa belajar tentang hal baru dari teman-teman baru yang kita punya. And I won’t stop do that to get myself better. Gue berharap temen-temen yang baca postingan gue ini juga sama terinspirasinya seperti gue. In syaa Allah. Segeralah intip-intip blog wanita keren ini di www.ElisaKoraag.com

Btw…
Gue juga punya socmed yang lain sapa tau kawan-kawan mau follow… ada twitter gw di @YonnaKairupan , instagram gue di @YonnaKairupan , ada facebook page gue di Yonna Makeup Artist , dan please add my Snapchat di YonnaKairupan. Dan.. Kalau pembaca yang budiman mau belajar mekap dikit-dikit, atau pingin liat behind the scenes pas gue lagi kerja jadi Makeup Artist, bisa subscribe di Youtube Channel gue yaa..


Dadaaahh…

5 comments:

  1. Mami Ichaaa. Orang paling ramah dan baik di dunia blogger yang aku kenal. Ga pernah pilih2 orang dan gampang dekat dg siapa aja. Pertama kali ngumpul2 blogger pun langsung mudah akrab dg beliau

    ReplyDelete
  2. Yonna, gue suka catatan ini. Guenya nggak ada apa-apanya tapi di catatan ini, gue "terlihat" hebat. Terima kasih ya.

    ReplyDelete
  3. selega oase di padang pasir... hmmm sekarang aku baru setengahnya baru cuti panjang aja. tapi memang lega ya mba..
    mengawinkan diri dengan sesuatu yang disuka. hihii ternyata apapun judulnya kalo namanya kawin harus sama yang disuka ya mba.. toss

    ReplyDelete
  4. Dulu, jaman saya masih gadis dan Bund Icha masih mahmud, suka gtu ngliat Bunda Icha ngider kesana kemari. Ada rasa iri, kok nih org hari ini menclok disana, bsoknya menclok disini. Ternyataaaaa, setelah jd ibu, saya baru memahami perasaannya, kalau Bunda Icha pun sbnrnya jg "gelisah". Tapi setelah itu dia menemukan keputusan terbaik buatnya, resign. Eh, tapi makin ksini makin banyak aja karyanya hihihi jd ngiri sama Bunda Icha (ngiri positip :D )

    ReplyDelete

Lemonilo di Keluarga Baim Wong

  Baru selesai nonton video Youtubenya Baim Wong dan istrinya Paula. Seneng ya kalo liat ada kesamaan yg dilakukan selebriti dengan kita, r...