Sophia on 2007: When everything was simpler (pic taken from Sophia's Instagram: @sophiaamoruso) |
Note: Ini sebetulnya lanjutan dari postingan gue yang sebelumnya tentang Entrepreneurship: Diajarkan atau Naluri? Yang belum baca, bisa baca dulu bagian pertamanya supaya ya ngerti dikitlah backgroundnya Sophia Amoruso.
Asumsi gue tentang Sophia Amoruso berdasarkan film seri #GirlBoss yang udah gue tonton abis dan juga ketika gue menghadiri Women Empowerment Conference yang dibikin oleh Resonation ID adalah ini orang nyeleneh banget. Jarang banget dia tanggapi dengan serius kritikan atau input dari orang sekelilingnya. Dia merasa dia tau apa yang harus dia lakukan. She wanted to live her life in her own way. Di satu sisi keren sik, di sisi lain keliatan egoisnya.
Pait-paitnya hidup udah dia rasain sejak dia remaja. Pernah juga dipenjara karena dia suka nyuri. Lalu kapok. Titik balik kehidupannya dia adalah ketika dia berumur 23 tahun. Setelah dipecat dari toko sepatu tempat dia bekerja, secara nggak sadar dia udah mulai melakukan sesuatu yang menjadi awal kesuksesannya dia. Dia (sadar) nggak sadar bahwa dia punya suatu keahlian yang bisa dia gali untuk menjadi sumber penghasilannya. Bingung kan gue ngomong apa?
Banyak emang diantara kita yang nggak sadar dengan kelebihan atau keahlian yang kita miliki. Butuh suatu momen yang bisa nepok punggung kita keras banget, untuk membuat kita sadar “gilaaaa… ternyata gw pinter juga yaa”
Ini jaket yang pertama kali dia jual dengan harga mahal banget dan menjadi awal dia sukses jalanin online shop |
Nah hal ini kejadian di Sophia ketika dia secara nggak sengaja nemuin jaket kulit yang keren banget di toko vintage atau toko baju bekas gitu. Dia bisa ngeliat ‘value’ dari jaket itu. Dia punya taste yang bagus untuk bisa ngeliat bahwa ‘jaket ini keren lho.. ini pasti bakal banyak yang suka’. Lalu jaket itu dilelang sama dia di akun ebay-nya. Dari yang belinya cuman $8 (kalo nggak salah) dan terjual kalo nggak salah $600an (atau mungkin lebih.. lupa gue). Sejak saat itu Sophia sukses jualan baju vintage secara online, dengan niche yang tepat, dan menggunakan keahliannya.
Nah sekarang gue mau coba jembrengin urutan langkah Sophia Amoruso dalam menjalani usaha onlinenya berdasarkan pembicaraan dia di Women Empowerment Conference dan juga TV seriesnya dia #GirlBoss yang habis gw tonton dalam 1 hari.
Dengan langkah-langkah di bawah ini, dia membuat bisnisnya yang awalnya untung $223,000 di tahun 2008 dan berlipat-lipat menjadi hampir $23juta di tahun 2011.
1. Kenali diri kita
Sebelum loe nentuin mau jalanin bisnis apa, ada baiknya kita benar-benar kenal diri kita sendiri. Kita bagusnya dalam hal apa sik. Kita lemahnya dalam hal apa sik? Terus kita itu biasanya bersemangat kalau ngerjain urusan apaan? Terus kita paling nggak suka itu ngerjain urusan apa?
Contoh pake gue aja deh yaa.. gue kenal banget diri gue soalnya.
Gue ngerasa gue punya kelebihan dalam ‘mengajak’ orang. Gue punya kelebihan dalam ‘berbicara’. Gue paling nggak ngerti urusan masak memasak dan gue nggak suka ngelakuinnya. Gue itu paling semangat dalam urusan makeup, fashion, parenting.
Dari situ gue udah tau kalo gue mau pilih bisnis, gue nggak akan pilih yang ada urusannya sama masak memasak. Gue pasti akan pilih niche yang urusannya dengan makeup, fashion, parenting.
Di langkah pertama ini, kita udah dapet 2 hasil jadinya kan. Kita jadi kenal diri kita dan kita udah tau mau bisnis apaan.
Kebetulan kalo Sophia ini, kejadiannya adalah awalnya dia iseng jualin jaketnya di ebay, dan setelah beberapa penjualan berikutnya baru dia sadar atas potensinya sendiri. Tapi kan.. kalau kita bisa belajar dari Sophia, berarti kita bisa mempersingkat journeynya untuk langsung ke intinya yaitu kenali potensi diri dulu, tanpa harus coba-coba ini itu dulu kan.
2. Cari tau apa yang dibutuhkan orang & siapkan produknya
Sesudah itu kita bisa lanjutin dengan cari tau apa sik yang dibutuhin atau disuka orang lain di bisnis yang udah kita tentukan tadi, lalu sediakan kebutuhan itu.
Sophia ngeliat ternyata banyak orang yang suka baju-baju vintage. Tapi Sophia memberi lebih dengan mempercantik baju-baju tersebut, baru kemudian dijual. Dia beli renda, payet, dan ornamen-ornamen lain yang bisa ditambahin ke baju dagangannya. Dia juga mainin imajinasinya untuk ngeliat baju ini lebih bagus lagi diapain ya? Kalau misalnya gue potong pendek, pasti akan lebih keren kayaknya ya. Then she did it.
Ketika Sophia mengambil langkah besar membuat websitenya sendiri (karena akun ebaynya dibanned), Sophia hunting kesana kemari untuk mengumpulkan 100 produk yang akan dijual di websitenya. Jadi apakah kita perlu menyediakan 100 produk juga? Balik lagi itu tergantung ke modal yang kita punya. Be flexible aja. Toh awal-awalnya pas Sophia jualan di ebay, dia nggak sampek nyiapin 100 produk. Dia malah mulai dengan 1 produk dulu.
3. Bikin list peralatan
Langkah selanjutnya adalah didata untuk bisnis online yang mau kita jalanin ini, yang diperluin apa aja sik. Saat itu sik Sophia merasa yang paling dasar harus ada supaya bisnisnya bisa langsung jalan adalah laptop, koneksi internet, dan kamera.
Sesudah itu gue liat dia nyetok aneka macam payet, pita-pita, ornamen2. Terus dia mulai beli mannequin, gantungan baju, rak baju, container2 plastik yang besar.
Jadi pas awal-awalnya itu, Sophia langsung mulai dulu dengan peralatan yang utama banget aja. Setelah sudah mulai ada keuntungan, baru deh dia mulai nyicil beli peralatan lainnya. Banyak yang mau mulai bisnis tapi mulai jiper ngitungin modal untuk beli-beli peralatan karena biasanya nilai rupiahnya besar. Jadi seharusnya fokus pada yang utama dulu aja. Baru abis itu pelan-pelan bisa ditambah lagi peralatan lainnya kalau emang udah banyak untungnya.
4. Bikin Toko Onlinenya
Sambil nyiapin peralatan, sambil dibikin deh tuh online shopnya. Namanya itu dipilih yang menarik, sesuai dengan kategori bisnis kita, dan yang mewakili kita sendiri sebagai ownernya.
Sophia agak rempong emang nih dia pas lagi pemilihan nama online shopnya. Banyak bingungnya dia. Dia itu intinya pingin nama yang emang ngewakilin jiwanya dia dan juga produk-produk yang dia jual. Setelah berhari-hari dia mikirin apa nama yang pas buat bisnisnya, akhirnya pas dia lagi clubbing sama pacarnya, dia dengerin live music yang lagi nyanyiin lagunya Betty Davis, seorang penyanyi funk. Akhirnya dia kasih nama online shopnya sesuai dengan judul albumnya Betty Davis, Nasty Gal Vintage.
5. Foto Produk
Langkah selanjutnya adalah foto-fotoin produk yang akan dijual. Sebisa mungkin kita harus latian hingga kita bisa bikin foto produk kita menarik. Kalo emang nggak ada ilmunya, di Youtube itu banyak banget tutorialnya. Kalo Sophia kebetulan dulu pas sekolah pernah dapet pelajaran fotografi, jadi dia ngerti dikit-dikitlah masalah foto. Plus.. mungkin karena jiwa seni dia yak.. hasil foto-fotonya itu bagus lah.
But most of all, yang penting fotonya itu hasilnya jernih nggak burem, tajem, dan menunjukkan detail produknya. Nah tapi gue cuman punya kemera hp, gimana dong? Ya gunakan aja dulu hpnya. Yang penting itu tadi, hasilnya jernih, tajem dan dan nunjukin detail produknya. Tapi kan kamera hp gue standard banget? Ya berarti mau nggak mau loe harus bisa cari cara untuk punya kamera yang lebih bagus lagi. Mau bisnis itu memang harus siap nyiapin modal.
Awal-awalnya model untuk produknya, Sophia pake dirinya sendiri dulu. Setelah beberapa penjualan berikutnya, dia mulai cari model. Itupun dia nyari model yang bisa dibayar murah. Waktu itu dia nyari dari followernya di MySpace. Yang makeupin modelnya adalah sahabatnya sendiri.
Lalu kemarenan itu gue ngeliat di Insta Storynya Sophia, dia lagi nunjukin foto-foto lama jaman awal-awalnya dia bisa beli lighting yang bagus (ini udah di fase dia punya ‘kantor’ sendiri utk usahanya dan ngeluncuruin websitenya dia sendiri). Kalo yang gue liat sik, hasil fotonya tuh nggak yang terlalu nyeni kayak kita liat di website-website fashion terkemuka. Mungkin karena belum diedit kali yaa.. Tapi semua foto-foto itu yaa hasilnya jernih, tajem, dan nunjukin detail produknya.
6. Pasarkan produknya
Kalau foto-fotonya udah ready, tinggal diupload ke website dan kasih caption yang menarik, lalu deskripsi produknya juga detail dan ‘menggoda’ calon pembeli utk place order.
Seperti yang gue ceritain di awal, online shopnya Sophia adalah di ebay. Foto yang udah dia siapkan dan udah diedit, dia upload ke ebay. Dia sendiri yang kasih caption, dia sendiri yang kasih deskripsi produk sesuai dengan opini dia tentang produk tersebut.
7. Promosi Sosial Media
Jangan cuman nunggu pembeli nemuin produk kita. Begitu produk udah diupload di online shop, langsung promosikan produknya ke sosial media. Share produk yang kita unggulkan ke social media kita.
Saat itu Sophia kalo udah upload foto produk di ebay, langsung dia share ke akun MySpace-nya. Dan orang-orang seneng berinteraksi sama ownernya langsung karena mereka kayak percaya dengan opini si owner yang dianggap tau tentang produk yang dia jual.
8. Skill penunjang
Kalau bisnisnya udah berjalan agak lancar, dan udah ngeliat adanya titik terang, baru deh mulai kita list apa aja sik skill penunjang yang kita butuhkan dalam usaha kita. Kalau emang nggak mungkin kita mempelajarinya secara detail, bisa adakan kerjasama dengan orang lain.
Waktu akun ebaynya Sophia ditutup permanen, Sophia ngeliat itu sebagai tanda bahwa saatnya dia mengembangkan bisnisnya. Bikin website sendiri. Tapi dia nggak ngerti banget gimana caranya bikin website yang sesuai dengan bisnisnya. Akhirnya sahabatnya nyariin web designer dan dinego feenya karena Sophia masih belum bisa bayar mahal. Dan ada nego tersendiri kalo nanti bisnisnya berhasil kayak gimana.
Kebutuhan tiap pelaku bisnis kan beda-beda ya. Makanya kita perlu bikin list sendiri yang dibutuhin apa sesuai dengan bisnis dan kemampuan kita. Siapa tau perlu ambil kelas photoshop biar bisa bikin gambar info grafis. Atau ambil kelas Social Media marketing. Atau ini.. atau itu.
9. Berani bereksperimen dan siap dengan trial and error
Pernah Sophia jual satu baju, tapi nggak ada yang ngebid sama sekali. Sepi. Dia juga bingung kenapa. Lama itu baju nganggurnya. Sampai akhirnya dia punya ide untuk ngotak-ngatik itu baju sedikit supaya lebih menarik. Akhirnya laku. Jadi emang kudu berani bereksperimen. Bahkan ada baju vintage long dress yang akhirnya dia potong pendek karena menurut dia akan lebih menarik kalau pendek.
Selain itu belajar juga menganalisa dari data statistik penjualan kita. Liat mana yang cepet banget dapet reaksi dari orang-orang. Berarti perbanyak lagi produk2 yang sejenis kayak gitu. Liat mana produk yang nggak laku dan coba cari tau pendapat orang lain tentang produk tersebut jadi kita bisa tau kenapa produk itu nggak laku.
So far itu yang bisa gue simpulkan langkah-langkah yang dilakukan Sophia Amoruso dalam ngejalanin bisnis fashionnya secara online. Dan dia ngejalaninnya semangat banget karena bisnis yang dia jalanin itu sesuai sama passionnya dia. Itulah intinya entrepreneurship kan.. kita bikin usaha sendiri di bidang yang memang kita suka dan kita kuasai.
Satu hal lagi yang perlu kita sadari adalah lika liku usaha tiap orang itu beda-beda, hasilnya pun akan berbeda. Banyak faktor yang meyebabkannya. Yang penting adalah selama step-step yang kita lakukan sudah benar dan kita berhati riang dalam menjalaninya, segala usaha yang kita lakukan pasti akan membuahkan hasil. Cepat atau lambat. Jadi jangan juga kalian mikir, lha ini Sophia kok cepet banget berhasilnya, gue udah jalanin langkah-langkahnya tapi kok belum ada orderan? Yang penting konsisten aja dulu.. ntar juga hasilnya akan muncul. Janjik.
Instagram | Twitter | Youtube | Facebook Page | Makeup Artist | Blog Makeup
wew... keren nih perempuan. pas banget aku lagi belajar-belajar bisnis online eh nyasarnya ke postingan ini :). semoga bisa mengikuti langkah sukses sophia amoruso ini, aamiin.
ReplyDeleteNah, suka gak kuatnya itu kalo dibandingin sama kerjaan orang lain 😂 "Coba km kerjanya di xxx kaya si anu, sekarang udah punya mobil sama rumah" padahal kemampuan dan minat orang beda2 ya. Jadinya sekarang kalo punya usaha, diem2an dulu aja, ntar kalo udah ada hasil atau udah sukses, baru kasih tau.. banyaknya kalo udah tau ada hasilnya baru orang2 pada support 😂
ReplyDelete